ASsOlatu WasSalam!
Kata-kata rayuan kau
PP dengar dan kadang PP cuba alih pandangan,,
namun kau tetap merayu dan membuat muka kesian..
entah kenapa PP boleh terpujuk dengan gayamu..
Sedang kau pernah menolak untuk menolong PP suatu masa dahulu...
PP hulurkan barang itu padamu tanpa banyak bicara
kau terima dengan muka penuh kesukaan..
sungguh..tak terbaca oleh PP riak di wajahmu..
begitu senang PP memberi..
PPbertanya pada diri...mengapa begitu mudah percaya padamu?
mengapa begitu...??
arghh..
Lantas..kau tidak mengembalikannya dengan sebaik PP pinjamkan padamu..
Apakah ini balasan kebaikan PP pada kau?
Raut wajah kau yang selamba...bagai tak punya salah apa-apa?
sudahlah PP hanya memberi untuk tempoh 2 jam cuma,..
kau mengambil masa seminggu untuk memulangkan dalam keadaan yang PP tak percaya?
sudahlah PP berangkat pulang, sikit pun kau tidak menghubungi PP!
PP pula yang menghabiskan kredit untuk menghubungi kau berulang-ulang kali..
tak sangka...akan PP temui orang sepertimu yang bersikap acuh tak acuh sedangkan kau masih memegang harta PP...
tak PP sangka...kau begini..
kau buat PP tak ikhlas memberi pinjam padamu..
kau....yang pernah PP anggap muka baik..
langsung tiada kata ucap maaf dari mulutmu atas kesilapanmu itu...yang ada hanya kata2..
"kau nak aku buat apa lagi, dah aku tak sengaja buat macam tu..."
kau....kau!
betapa menyesalnya PP berbuat baik kala itu....!
barangan PP tidak seperti yang PP harap2kan...isk..isk.
namun...PP sedari...kau adalah ujian untuk PP...walau apa pun, kau akan rasa apa yang PP rasa ni...suatu hari nanti...
seketika berada di tempat PP..
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
ha..PP? sape PP?..dia di pihak innocent nampak gayanyer..
.mesti ramai yang pernah rasa apa yang PP rase..uish...terok rasenyer perasaan tu..
dan..'kau' tu..siapa la yang selalu jadi macam tue yek..
Kenapa PP bagi 'kau' pinjam?
sebab dia lembut ati no..
kenapa 'kau' tak sedo ke yang dia pernah menolak untuk tolong PP tu?
-dia terdesak sangat nak meminjam, pastu buat muka manis..
'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''
dah faham situasi ni?
baca la nie...
(--->sebelum tu, sila rank cursor dari atas ke bawah kotak ni untuk memunculkan tulisan yang tenggelam tu, trimas--->)
Etika Urusan Pinjam Meminjam Dalam Islam
Hudhur aba telah mengingatkan kita dalam khutbah beliau pada tanggal 13-8-2004, agar para Ahmadi dengan cermatnya mengikuti petunjuk yang ada di dalam KS Alquran (2 :283–284:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu berhutang pada sesamamu, hendaklah menuliskannya …..) dalam hal urusan transaksi terutama mengenai hal pinjam dan meminjamkan, supaya ditaati dengan penuh ketakwaan, takut kepada Allah, agar terhindar dari hal-hal yang buruk, yang memalukan, seperti pertengkaran, dan kehinaan.
· Dalam hubungan di masyarakat acapkali kita terpaksa membuat transaksi seperti meminjam dan meminjamkan. Dan disebabkan urusan pinjam dan meminjamkan ini acapkali terjadi pertengkaran dan permusuhan di antara saudara dan di antara teman-teman, yang bisa sampai ke pengadilan, dan dapat menyebabkan kebangkrutan dan kehinaan.
· Dalam ajaran Islam, Allah, Taala telah memberikan petunjuk agar urusan pinjam – meminjam ini harus ditulis; dengan syarat-syaratnya bila pinjaman akan dikembalikan, kalau hilang ,berapa ganti rugi dan berapa lama, bila penyelesaiannya.
· Seringkali orang keberatan untuk menuliskan urusan pinjam-meminjam ini, dengan alasan bahawa kami kawan/teman rapat dan bersahabat baik, kami bersaudara dekat, dan kalau kami menuliskannya, maka seolah-olah kami tidak saling mempercayai. Atau sebab berpendapat jumlah pinjamannya ini sedikit atau tidak banyak, jadi kami segan untuk menuliskannya dan rasa tak perlu berbuat demikian
· Padahal perintah dalam Islam sudah tegas, ialah harus ditulis, berapa pun besarnya atau dengan siapa pun. Perintah ini harus diikuti atau ditaati, sebagai orang beriman yang takwa; yang meminjam harus menulisnya dengan benar dan dengan perasaan takut kepada Tuhan; jumlahnya syarat-syaratnya, secara terperinci, waktu penyelesaiannya.
· Kadang-kadang pinjaman ini kecil, seperti untuk urusan dapur; tetapi perintahnya ialah tetap harus ditulis, kalau Anda tidak ingin berakhir dengan pertengkaran, dan menjadi jauh dari Tuhan.
· Syaitan senang-senang berusaha untuk memberikan salah pengertian di dalam hati orang-orang; oleh sebab itu, ikutilah perintah Allah ini dengan perasaan takwa, sehingga syaitan tidak mudah menjauhkan manusia dari Allah.
· kalau ada yang dalam keadaan kesempitan atau terdesak, atau sangat memerlukan itu adalah pihak peminjam, maka orang yang meminjam itulah yang menulisnya, bagaimana syarat-syaratnya yang ia akan penuhi. Kalau peminjam tidak dapat menulis maka walinya-lah yang akan menulisnya sesuai keinginan atau kemampuan peminjam.
· Dalam transaksi besar, seperti jual beli besar, maka diperlukan 2 orang saksi laki-laki; 1 orang saksi laki-laki dapat diganti dengan 2 saksi perempuan, sehingga jika wanita yang satu itu lupa maka yang lainnya bisa mengingatkannya.
· Pihak yang meminjamkan, oleh kerana ia berada di pihak yang memiliki kemudahan dan diberikan kemampuan, perlu berbaik hati, bersifat pemurah, atau merelakan seadanya memenuhi atau mengikuti persyaratan yang dikemukakan peminjam.
· Ahmadi jangan ikut kebiasaan orang-orang, tetapi Ahmadi harus ikut perintah Islam; kalau tidak menurut, maka akan menjauh dari Tuhan.
· Janganlah meminjam; kecuali ada hal mendesak, ada hal yang tak terhindarkan.
· Satu kali terjadi di Rabwah zaman dulu. Hadhrat Mirza Syarif Ahmad ra bersama seorang temannya masuk di kedai runcit bahan makanan; ketika berbelanja duitnya kurang, lalu temannya membayarkan kekurangannya. Maka ketika pulang dan sampai di depan pintu gerbang rumahnya, Hadhrat Mirza Syarif Ahmad masuk ke dalam rumahnya, dan minta agar temannya tetap memegang bungkusan belanjaannya. Setelah keluar lagi, dan beliau membayar duit yang tadi dipinjamkan oleh temannya itu, maka beliau berkata, nah sekarang boleh saya ambil bungkusan belanjaan ini, sebab saya telah membayar semua duit saudara yang dipakai berbelanja itu.
· Kalau meminjam wang dalam mata wang lain, seperti UK Pound Sterling, dan berjanji akan dibayar nanti dengan uang Rupees, setelah pulang, maka ini harus ditulis dengan jelas, tentang kos mata wang dan waktu penyelesaiannya.
· Kalau sampai ke muka pengadilan, m tulisan atau apa yang tertulis, telah diubah atau menyangkal apa yang ditulis, maka zalimlah mereka.Takutlah dengan pembalasan Allah.
· Kalau memaksa saksi, Allah akan menghukumnya.
· Jika menyimpang, maka akan menjauh dari Tuhan.
· Yang bertnggung-jawab di dalam urusan pinjam meminjam ini adalah: 1. Orang yang meminjam, 2. Yang meminjamkan dan 3. Para saksi.
· Ada kalanya peminjam tidak dapat memenuhi apa yang dijanjikannya. Maka yang pihak yang meminjamkan perlu bersifat lunak, dan berbaik hati; apalagi jika yang meminjam itu dibelenggu kemiskinan atau kekurangan.
· Yang meminjamkan dapat mengundurkan jangka waktu penyelesaian pinjamannya; atau memberikan keringanan, atau bahkan membebaskannya sebagai sedekah. Allah Taala akan memberikan ganjaran dan pahala. Karena Allah adalah Maha Pemurah.
· Dalam perjalanan Isra’, Hadhrat Rasulullah saw membaca tulisan di pintu gerbang: “Yang memberikan pinjaman dan menolong membebaskan hutangnya, diberi pahala 18 kali dari pada sedekah”.
Baginda saw bertanya mengapa, apakah kalian tidak jelas mengerti?
Yang diberi sedekah belum tentu ia membutuhkannya, sedangkan yang terpaksa meminjam adalah kerana keperluan yang benar-benar mendesak, atau kerana kemiskinannya. Kerana Allah adalah Maha Pemurah; dan Dia memberikan kemudahan dan kemampuan kepada orang yang dikehendaki oleh Nya.
Semoga Allah Taala memberikan kemampuan kepada kita untuk dapat mengikuti dan mentaati petunjuk dalam hal pinjam-meminjam dan bersedekah ini, insya Allah Taala, Amin.
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
InsyaAllah..r
enung-renungkan! dan selamat beramal!
-CiliPaDi-